Selasa, 06 November 2012

Ekaristi Sebagai Ucapan Syukur


PENDAHULUAN

Pada kenyataannya Ekaristi itu sendiri memiliki banyak bentuk dalam pandangan dan penghayatan umat kristiani. Dalam maksud ini ekaristi biasanya dilihat sebagai perayaan  kehadiran sakramental Yesus Kristus (anamnese), ekaristi sebagai realisasi diri, ekaristi sebagai perayaan seruan karunia Roh Kudus (epiklese), ekaristi sebagai perayaan ucapan syukur dan sebagainya. Dalam banyak bentuk, pandangan dan pemahaman itu, dalam karya tulis ini penulis tidak bermaksud untuk memaparkannya secara satu persatu. Akan tetapi penulis hanya memfokuskan diri pada ekaristi sebagai suatu perayaan ucapan syukur.
Bentuk perayaan Ekaristi sepanjang sejarah tidak banyak berubah karena orang Kristiani merasa terikat oleh perintah Tuhan pada malam waktu Ia diserahkan yaitu, “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (1 Kor. 11: 24-25). Gereja menepati perintah ini dengan merayakan peringatan akan kurban Kristus. Dengan demikian, umat mempersembahkan kepada Bapa apa yang diberikan-Nya sendiri kepada manusia yaitu pemberian alam ciptaan-Nya, roti dan anggur, yang oleh kuasa Roh Kudus serta sabda Kristus menjadi tubuh dan darah Kristus: dengan berbuat demikian Kristus sendiri dihadirkan secara nyata-nyata dan penuh misteri. Oleh karena itu Ekaristi hendaknya dilihat sebagai: Puji syukur kepada Bapa, Peringatan akan kurban Kristus dan kurban tubuh-Nya, yaitu Gereja, dan kehadiran Kristus karena kuasa sabda serta Roh-Nya.


REFLEKSI SISTEMATIS MENGENAI EKARISTI
SEBAGAI UCAPAN SYUKUR
1.      Ekaristi. Istilah dan Asal-usul[1]
Istilah “Ekaristi” berasal dari bahasa Yunani eucharistia yang berarti puji syukur. Kata eucharistia adalah sebuah kata benda yang berasal dari kata kerja bahasa Yunani eucharistein yang berarti memuji, mengucap syukur.[2]  Dalam teks-teks Perjanjian Baru (Mat. 26: 27; Luk. 22: 19.20), kata kerja eucharistein ini digunakan bersama-sama dengan kata kerja eulogein (misalnya dalam Mat. 26: 26; 1Kor. 10: 16), yang juga berarti memuji-bersyukur, untuk menerjemahkan kata kerja bahasa Ibrani barekh (memuji, memberkati). Kata kerja barekh menjadi berakhah untuk kata bendanya. Dalam tradisi liturgi Yahudi, kata berakhah biasa digunakan dalam konteks doa berkat perjamuan yang berisi pujian, syukur, dan permohonan. Doa berkat tersebut berlangsung dalam perjamuan makan Yahudi, yakni doa berkat atas roti (sebelum perjamuan makan) dan piala (sesudah perjamuan makan). Dengan demikian, kata Ekaristi kita memiliki asal usulnya pada doa berkat yang berlangsung dalam perjamuan makan Yahudi.

2.   Jejak-Jejak Ekaristi
Kata Ekaristi itu sudah digunakan untuk menunjuk seluruh Perayaan Ekaristi pada tiga abad pertama sejarah Gereja, seperti terdapat dalam tulisan Didakhe, tulisan Santo Ignatius dari Antiokhia, Yustinus martir, dan Origenes. Namun, sejak abad IV baik di Gereja Timur maupun di Gereja Barat, istilah Ekaristi mulai menghilang. Khususnya di Barat, istilah Ekaristi semakin disempitkan untuk menyebut santapan ekaristis atau komuni. Sejak abad IV tersebut istilah “kurban” (sacrificium) dan “persembahan” (oblation) semakin popular digunakan untuk menunjuk seluruh Perayaan dan menggantikan istilah Ekaristi. Tengglamnya istilah Yunani eucharistia ini kiranya juga berkaitan dengan penggunaan bahasa Latin sejak abad III-IV dalam liturgi Gereja. Baru pada abad XX, berkat pembaruan liturgi dan teologi yang menggali kekayaan liturgi dan teologi Gereja abad-abad pertama, istilah Ekaristi kembali dipopulerkan dan kini praktis menjadi istilah paling lazim untuk menunjuk keseluruhan Perayaan Ekaristi. Tonggak penyebutan Ekaristi untuk seluruh Perayaan Ekarsti adalah Konsili Vatikan II, terutama melalui konstitusi liturgi Sacrosanctum Concilium. Sejak itu istilah Perayaan Ekaristi menjadi istilahyang sangat popular dan lazim digunakan di seluruhGereja. Bahkan Gereja-Gereja Protestan juga menggunakan istilah Ekaristi pula.[3]
Pada intinya, istilah Ekaristi menunjuk dengan bagus isi dari apa yang dirayakan dalam seluruh Perayaan Ekaristi. Kata Ekaristi maumengungkapkan pujian syukur atas karya penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus, sebagaimana berpuncak dalam peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus. Dengan pujian syukur itu, Gereja mengenangkan (yang artinya: menghadirkan) misteri penebusan Kristus itu sekarang ini dan di sini.

3.   Ekaristi sebagai Perayaan Puji Syukur Kepada Bapa
                  Dari istilah eucharistia sendiri sudah jelas bahwa Perayaan Ekaristi pertama-tama merupakan perayaan puji syukur. Dalam tradisi biblis kata Ibrani berakah menunjuk doa pujian yang dialamatkan kepada Allah sebagai ungkapan syukur atas tindakan penyelamatan Allah yang mengagumkan bagi umat-Nya dan sekaligus permohonan berkat bagi umat sekarang.[4] Tindakan penyelamatan Allah yang dipuji itu memang merupakan tindakan Allah di masa lampau, akan tetapi dalam tradisi biblis doa pujian itu sekaligus merupakan penghadiran tindakan penyelamatan Allah pada masa lampau itu ke hari ini, sehingga kini pun umat dapat ikut mengalami tindakan penyelamatan Allah dan sekaligus umat berharap bahwa Allah akan memenuhi karya penyelamatan-Nya itu di masa mendatang. Dimikianlah dalam perjamuan paskah Yahudi, Yahwe, Allah Israel, dipuji dan karya-Nya disyukuri, yakni karya penyelamatan-Nya yang mengagumkan atas bangsa israel ketika mereka dibebaskan dari penjajahan Mesir.
                  Dalam ekaristi, sakramen keselamatan kita dirayakan yang dikerjakan Kristus di kayu salib juga diucapkan puja syukur atas karya penciptaan. Dalam kurban ekaristi seluruh alam ciptaan yang dikasihi Tuhanit dipersembahkan kepada Bapa melalui wafat dan kebangkitan Kristus. Ekaristi adalah kurban syukur kepada Bapa, dan dalam kurban ini Gereja mengucapkan terima kasih kepada Allah atas segala karunia, atas semuanya yang dikerjakan-Nya dengan meciptakan, menebus, dan menguduskan dunia. Kurban pujian ini sebagai ucapan syukur atas segala yang baik, indah, dan adil yang oleh Allah dilaksanakan dalam alam ciptaan dan dalam umat manusia dipersembahkan Gereja atas nama segenap alam ciptaan dalam diri Kristus. Dialah yang mempersatukan kaum beriman dengan diri-Nya dan dengan doa permohonan-Nya sehingga kurban pujian kepada Bapa dipersembahkan oleh Dia dan bersama dengan-Nya untuk diterima di dalam Dia.[5]
                  Dari stuktur Perayaan Ekaristi juga sudah tampak bahwa Perayaan Ekaristi pertama-tama merupakan perayaan syukur Gereja. Dalam Perayaan Ekaristi, kita mensyukuri karya penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus, yakni terutama dalam peristiwa wafat dan kebangkitan-Nya. Maka, seluruh doa dalam Perayaan Ekaristi itu dialamatkan kepada Allah Bapa. Ungkapan yang penuh syukur itu tampak sekali dalam seluruh doa syukur agung (DSA). Sudah sejak dalam prefasi kita bersyukur kepada Allah Bapa yaitu dengan ungkapan: “Sungguh layak dan sepantasnya, ya Bapa yang kudus, Allah yang kekal dan kuasa, kami senanatiasa bersyukur kepada-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu yang terkasih” (prefasi dari DSA II). Puji syukur itu terus mewarnai selurh doa syukur agung, yakni atas karya kasih dan kebaikan Allah yang tampak dalam Putra-Nya Yesus Kristus yang menebus dan menyelamatkan umat manusia melalui kurban salib yaitu wafat dan kebangkitan-Nya. seluruh doa syukur agung itu diakhiri dengan rangkuman doksologi penutup yang memang merupakan pola doa kristiani yaitu doa pujian yang dialamtkan kepada Bapa melalui pengantaraan Kristus dan berkat Roh Kudus yaitu “Dengan pengantaraan Kristus, bersama Dia dan dalam Dia, bagi-Mu, Allah Bapa yang mahakuasa, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, segalam hormat dan kemuliaan, sepanjang segalam masa”. Kemudian umat menjawab dengan meriah: “Amin”.[6]
     
      3. 1. Puji Syukur Sebagai Bentuk Dasar Ekaristi.
                  Demikianlah pujian dan syukur kepada Allah merupakan unsur konstitutif dalam Perayaan Ekaristi.[7] Bahkan puji syukur itu sendiri oleh teologi sekarang dipandang sebagai bentuk dasar Ekaristi sendiri. sifat dan bentuk dasar Ekaristi adalah puji syukur itu sendiri. Maka, pendapat beberapa orang seperti Romano Guardini, G. Sohngen, J. Pascher, yang mengatakan bahwa perjamuan merupakan bentuk dasar Ekaristi, kini dalam kenyataannya ditinggalkan.[8] Hal ini dikarenakan paham tersebut mengabaikan kenyataan bahwa meskipun tindakan ekristik Yesus yang menentukan itu berlangsung dalam rangka perjamuan, tetapi tindakan itu menyimpang dari bentuk perjamuan yang umum. Di samping itu, dalam perkembangan, perayaan ekaristi sendiri dengan capat dipisahkan dari pesta perjamuan makan. Seperti sudah disingung, inti perayaan ekaristi disusun oleh doa syukur agung sebelum dan sesudah perjamuan makn dan tindakan ekaristik Yesus. walaupun demikian, Perayaan ekaristi bisa saja disebut suatu perjamuan, tetapi harus dikatakan sebagai perjamuan sakramental dalam arti bahwa perjamuan dalam bentuk simbol. Perayaan ekaristi disebut perjamuan sakramental sejauh ekaristi dilihat menurut simbol atau tanda yang dipakai, yakni roti dan anggur yang memang berada dalam konteks perjamun makan dan menurut intensi dibaliknya yaitu kebersamaan.[9]

3. 2. Bentuk Makna Ekaristi dan Bentuk Perayaan Ekaristi.
Dalam hubungannya dengan ekaristi sebagai suatu perayaan ucapan syukur, saat ini orang memahami ekaristi secara menyeluruh menurut makan teologis, liturgis, dan pastoralnya dengan merefleksikan seluruh unsur dan makna ekaristi itu sendiri. bentuk makna ekaristi dan bentuk perayaan ekaristi adalah konsep sendiri-sendiri namun keduanya saling berhubungan satu sama lain.

3.2.1. Bentuk Makna Ekaristi
Bentuk makna ekaristi menunjuk aspek dan unsur teologis-liturgis Ekaristi yang menentukan atau membentuk makna teologis ekaristi. Aspek dan unsur Ekaristi yang membentuk dan menentukan makna ekaristi ialah, ekaristi sebagai anamnese, epiklese, koinonia, dan kurban. Keempat aspek tersebut dihubungkan dengan makna dasar ekaristi sebagai puji syukur, sebagaimana arti dasr eucharistia dan eulogia. Dengan demikian, pembicaraan mengenai ekaristi sebagai kenangan, permohonan akan turunnya Roh Kudus, Komunio, dan kurban persembahan merupakan pembahasan bentuk makna ekaristi.[10]

3.2.2. Bentuk Perayaan Ekaristi
Bentuk perayaan ekaristi menunjuk aspek dan unsur material ekaristi yang membentuk pelaksanaan dan perayaan liturugis ekaristi. Jadi, bentuk perayaan ini lebih berkaitan dengan unsur-unsur liturgis yang menopang pelaksanaan perayaan liturgi ekaristi. Unsur-unsur itu antara lain segi perjumpaan dan berhimpunnya umat, segi mewartakan dan mengenang, unsur doa-doa, unsur persembahan, dan penerimaan dalam komui.[11] Dalam pandangan bentuk perayaan itulah orang baru boleh menyebut ekaristi sebagai perjamuan sakramental. Sebab, unsur material ekaristi, yakni makanan dan minuman yakni roti dan anggur, unsur penyantapan dalam komuni jelas merupakan unsur suatu perjamuan. Hanya saja unsur-unsur perjamuan itu dalam ekaristi bersifat sakramental. Dalam hal ini unsur-unsur perjamuan itu menjadi simbol tetapi yang sungguh-sungguh riil dari kuban Salib Kristus.




PENTUP
Berdasarkan arti dan pengertiannya ekaristi dilihat sebagai suatu bentuk doa untuk mengucap syukur atas karya keselamatan oleh Allah kepada kita manusia yang nampak melalui sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus Putra-Nya. Dalam ekaristi kita mengucapkan syukur yaitu ungkapan terima kasih atas karya keselamatan Allah itu serentak juga bersyukur atas kehidupan yang kita alami, atas dunia, alam cipataan yang kita alami sampai saat ini serta serentak memohon berkat dan penyertaan Tuhan untuk kehidupan kita ke depan. Dalam perjalanan waktu ekaristi memiliki jejak-jejak sejarahnya sendiri yang mana hal ini menjadi keterangan yang cukup untuk mengatakan bahwa ekaristi itu sendiri pada awalnya telah dikenal dan dipraktekkan sebagai suatu perayaan syukur kepada Allah yang membebaskan dan menyelamatkan manusia, Allah yang berbaik hati bagi manusia dengan menganugerahkan kehidupan, dunia dan alam ciptaan yang indah dan sebagainya. Dalam perkembangan itu hingga saat ini ekaristi tetap menjadi bentuk ungkapan syukur umat kristiani yang dihayati sebagai sebuah sakramen keselamatan yang terlaksana dalam Yesus Kristus yang pengahayatannya terlaksana dalam perjamuan tubuh dan darah kristus dalam ekaristi.




DAFTAR PUSTAKA
Martasudjita E. Ekaristi – Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral, Yogyakarta: Kanisius, 2005. 

____________ Sakramen-Sakramen Gereja: Tinjauan Teologis, Liturgis, Pastoral Yogyakarta: Kanisius. 2003

O’Collins Gerald. Kamus Teologi, Yogyakarta: Kanisius. 1996.

Dister Nico Syukur, Teologis Sistematika 2, Yogyakarta: Kanisius. 2004.

Ujan Boli. Mendalami Bagian-bagian Perayaan Ekaristi Yogyakarta: Kanisius. 1992.



[1] E. Martasudjita, Ekaristi – Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral (Yogyakarta: Kanisius, 2005), hal. 28-29  
[2] Bdk. Gerald O’Collins, Kamus Teologi (Yogyakarta: Kanisius, 1996), hal. 63.
[3] Bdk. E. Martasudjita, Ekaristi – Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral (Yogyakarta: Kanisius, 2005), hal. 28-29 
[4] Bdk. Nico Syukur Dister, Teologis Sistematika 2 (Yogyakarta: Kanisius, 2004), hal. 391
[5] Ibid.
[6] Bdk. E. Martasudjita, Ekaristi – Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral (Yogyakarta: Kanisius, 2005), hal. 344.
[7] Lih. Footnote dalam . E. Martasudjita, Ekaristi – Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral (Yogyakarta: Kanisius, 2005), hal. 344 ; W. Kasper, “Einheit und Vielfalt der Aspekte der Eucharistie”, dlm: Theologie und Kirche, Mainz 1987, hlm. 307-307.
[8] Bdk. E. Martasudjita, Ekaristi – Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral (Yogyakarta: Kanisius, 2005), hal. 345.
[9] Bdk. E. Martasudjita, Sakramen-Sakramen Gereja: Tinjauan Teologis, Liturgis, Pastoral (Yogyakarta: Kanisius, 2003),hal. 56.
[10] Bdk. Boli Ujan, Mendalami Bagian-bagian Perayaan Ekaristi (Yogyakarta: Kanisius, 1992), hal. 35 dan Bdk. Bdk. E. Martasudjita, Ekaristi – Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral (Yogyakarta: Kanisius, 2005), hal. 346.
[11] Bdk. E. Martasudjita, Ekaristi – Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral (Yogyakarta: Kanisius, 2005), hal. 346

2 komentar:

  1. Pantesan Ekaristi dalam bahasa ibrani berakh itu connect kenapa Rasa syukur menjadikan hidup penuh berkat.. karena saar orang menaikan syukur itu tanda Dia sedang mengucapkan berkat /Memberkati HidupNya dgn ucapanNya sendiri.m

    BalasHapus
  2. Videoslots, youtube: Best online casino for free in 2021 - Videodl.cc
    Play our unique casino games with a variety of games, bonuses youtube converter and special features. No signup or download required!

    BalasHapus